10 KPI Area dalam Operasional Restoran yang Wajib Diketahui

Restoran adalah salah satu jenis bisnis yang sangat kompetitif dan menantang. Untuk bisa bertahan dan berkembang di industri ini, pemilik atau manajer restoran harus mampu mengelola operasional restoran dengan baik dan efektif. Salah satu cara untuk melakukannya adalah dengan menggunakan KPI (key performance indicator) area.


KPI area adalah metrik yang digunakan untuk mengevaluasi seberapa baik suatu aktivitas atau proses sesuai dengan tujuan yang ditetapkan. Dengan menggunakan KPI area, pemilik atau manajer restoran dapat mengukur dan meningkatkan kinerja bisnis mereka, serta mengidentifikasi masalah atau peluang yang ada.
Dalam artikel ini, kami akan membahas 10 KPI area dalam operasional restoran yang wajib diketahui dan diukur secara rutin. Kami juga akan memberikan contoh rumus, definisi, dan alasan mengapa KPI area tersebut penting untuk diukur.

  1. KPI Sales
    KPI sales adalah target penjualan yang harus dicapai oleh area manager dalam periode tertentu. KPI sales menunjukkan seberapa besar pendapatan yang dihasilkan restoran dan seberapa efektif strategi pemasaran yang diterapkan.
    Rumus: KPI sales = jumlah penjualan / target penjualan x 100%
    Contoh: Jika target penjualan restoran adalah Rp 100 juta per bulan, dan jumlah penjualan yang dicapai adalah Rp 80 juta, maka KPI sales adalah 80%.
    Alasan: KPI sales adalah salah satu indikator utama keberhasilan bisnis restoran. Dengan mengetahui KPI sales, pemilik atau manajer restoran dapat mengevaluasi apakah target penjualan tercapai atau tidak, serta mengambil tindakan perbaikan jika diperlukan.
  2. KPI Meningkatkan Total Check (TC)
    KPI meningkatkan total check (TC) adalah jumlah transaksi harian di restoran. KPI ini menunjukkan seberapa banyak pelanggan yang datang ke restoran dan seberapa puas mereka dengan produk dan layanan yang ditawarkan.
    Rumus: KPI meningkatkan TC = jumlah transaksi / jumlah jam operasional
    Contoh: Jika restoran beroperasi selama 10 jam per hari, dan jumlah transaksi yang terjadi adalah 200, maka KPI meningkatkan TC adalah 20.
    Alasan: KPI meningkatkan TC adalah salah satu indikator loyalitas pelanggan. Dengan mengetahui KPI ini, pemilik atau manajer restoran dapat mengetahui apakah restoran mampu menarik dan mempertahankan pelanggan, serta meningkatkan frekuensi kunjungan mereka.
  3. KPI Meningkatkan APC (nilai bill nya)
    KPI meningkatkan APC (nilai bill nya) adalah rata-rata jumlah uang yang dibelanjakan oleh setiap pelanggan. KPI ini menunjukkan seberapa besar nilai tambah yang diberikan restoran kepada pelanggan dan seberapa efektif program up selling dan cross selling yang dilakukan.
    Rumus: KPI meningkatkan APC = jumlah penjualan / jumlah transaksi
    Contoh: Jika jumlah penjualan restoran adalah Rp 80 juta, dan jumlah transaksi yang terjadi adalah 200, maka KPI meningkatkan APC adalah Rp 400 ribu.
    Alasan: KPI meningkatkan APC adalah salah satu indikator profitabilitas restoran. Dengan mengetahui KPI ini, pemilik atau manajer restoran dapat mengetahui apakah restoran mampu meningkatkan nilai rata-rata pesanan pelanggan, serta mengoptimalkan margin dari setiap produk yang dijual.
  4. Maksimalkan Produk Ranking/Produk Pareto
    Produk ranking/produk pareto adalah produk-produk yang paling laris dan menghasilkan margin tertinggi. Produk ranking/produk pareto menunjukkan seberapa baik restoran mengelola persediaan dan kualitas produknya.
    Rumus: Produk ranking/produk pareto = jumlah penjualan produk / jumlah penjualan total x 100%
    Contoh: Jika jumlah penjualan total restoran adalah Rp 80 juta, dan jumlah penjualan produk A adalah Rp 20 juta, maka produk ranking/produk pareto produk A adalah 25%.
    Alasan: Produk ranking/produk pareto adalah salah satu indikator efisiensi restoran. Dengan mengetahui produk ranking/produk pareto, pemilik atau manajer restoran dapat mengetahui produk-produk yang paling diminati dan menguntungkan, serta mengalokasikan sumber daya dan promosi yang sesuai.
  5. Customer Satisfaction Index
    Customer satisfaction index adalah tingkat kepuasan pelanggan terhadap produk dan layanan restoran. Customer satisfaction index menunjukkan seberapa baik restoran memenuhi harapan dan kebutuhan pelanggan serta seberapa besar loyalitas pelanggan terhadap restoran.
    Rumus: Customer satisfaction index = jumlah pelanggan yang puas / jumlah pelanggan yang di survey x 100%
    Contoh: Jika restoran melakukan survey kepuasan kepada 100 pelanggan, dan 80 di antaranya menyatakan puas, maka customer satisfaction index adalah 80%.
    Alasan: Customer satisfaction index adalah salah satu indikator kualitas restoran. Dengan mengetahui customer satisfaction index, pemilik atau manajer restoran dapat mengetahui apakah restoran mampu memberikan pengalaman positif kepada pelanggan, serta meningkatkan retensi dan referensi pelanggan.
  6. Berapa Lama Putaran Waktu dari Konsumen Order hingga Konsumen Memesan
    Berapa lama putaran waktu dari konsumen order hingga konsumen memesan adalah waktu yang dibutuhkan oleh restoran untuk melayani pesanan pelanggan. KPI ini menunjukkan seberapa cepat dan efisien proses operasional restoran, mulai dari penerimaan pesanan, produksi, hingga penyajian.
    Rumus: Berapa lama putaran waktu dari konsumen order hingga konsumen memesan = waktu selesai pesanan – waktu mulai pesanan
    Contoh: Jika pelanggan memesan pada pukul 12.00, dan pesanannya selesai disajikan pada pukul 12.15, maka berapa lama putaran waktu dari konsumen order hingga konsumen memesan adalah 15 menit.
    Alasan: Berapa lama putaran waktu dari konsumen order hingga konsumen memesan adalah salah satu indikator produktivitas restoran. Dengan mengetahui KPI ini, pemilik atau manajer restoran dapat mengetahui apakah restoran mampu melayani pesanan pelanggan dengan cepat dan tepat, serta meningkatkan kepuasan dan kapasitas pelanggan.
  7. Kontroling Terhadap Material/Bahan Makanan Restoran & Foodsafety (dengan mengadakan stock opname)
    Kontroling terhadap material/bahan makanan restoran & foodsafety (dengan mengadakan stock opname) adalah pengelolaan persediaan bahan makanan restoran, termasuk ketersediaan, kualitas, dan keamanannya. KPI ini menunjukkan seberapa baik restoran menghindari pemborosan, kerusakan, atau kontaminasi bahan makanan yang dapat merugikan bisnis dan kesehatan pelanggan.
    Rumus: Kontroling terhadap material/bahan makanan restoran & foodsafety (dengan mengadakan stock opname) = jumlah bahan makanan yang digunakan / jumlah bahan makanan yang tersedia x 100%
    Contoh: Jika restoran memiliki persediaan bahan makanan sebanyak 100 kg, dan bahan makanan yang digunakan dalam satu hari adalah 80 kg, maka kontroling terhadap material/bahan makanan restoran & foodsafety (dengan mengadakan stock opname) adalah 80%.
    Alasan: Kontroling terhadap material/bahan makanan restoran & foodsafety (dengan mengadakan stock opname) adalah salah satu indikator konsistensi restoran. Dengan mengetahui KPI ini, pemilik atau manajer restoran dapat mengetahui apakah restoran mampu mengelola persediaan bahan makanannya dengan baik dan aman, serta memastikan ketersediaan dan kualitas produknya.
  8. Persentase Penggunaan Material Terhadap Margin
    Persentase penggunaan material terhadap margin adalah rasio antara biaya bahan makanan dengan margin yang dihasilkan. KPI ini menunjukkan seberapa efisien restoran dalam menggunakan bahan makanannya dan seberapa besar kontribusinya terhadap laba bersih restoran.
    Rumus: Persentase penggunaan material terhadap margin = biaya bahan makanan / margin x 100%
    Contoh: Jika biaya bahan makanan restoran adalah Rp 40 juta, dan margin yang dihasilkan adalah Rp 20 juta, maka persentase penggunaan material terhadap margin adalah 200%.
    Alasan: Persentase penggunaan material terhadap margin adalah salah satu indikator rentabilitas restoran. Dengan mengetahui KPI ini, pemilik atau manajer restoran dapat mengetahui apakah restoran mampu menghemat biaya bahan makanannya dan meningkatkan laba bersihnya.
  9. Kontroling OPEX
    Kontroling OPEX adalah biaya operasional restoran, termasuk biaya tenaga kerja, biaya rumah tangga, biaya IT, biaya sosial, biaya pajak, dll. KPI ini menunjukkan seberapa besar pengeluaran restoran untuk menjalankan bisnisnya dan seberapa hemat restoran dalam mengelola anggarannya.
    Rumus: Kontroling OPEX = jumlah biaya operasional / jumlah penjualan x 100%
    Contoh: Jika jumlah biaya operasional restoran adalah Rp 30 juta, dan jumlah penjualan adalah Rp 80 juta, maka kontroling OPEX adalah 37,5%.
    Alasan: Kontroling OPEX adalah salah satu indikator efektivitas restoran. Dengan mengetahui KPI ini, pemilik atau manajer restoran dapat mengetahui apakah restoran mampu mengendalikan biaya operasionalnya dan meningkatkan rasio laba terhadap penjualan.
  10. Kontroling Profit/Bottom Line
    Kontroling profit/bottom line adalah laba bersih yang dihasilkan restoran setelah dikurangi semua biaya operasional. KPI ini menunjukkan seberapa menguntungkan bisnis restoran dan seberapa besar tingkat pengembalian investasi (ROI) yang didapatkan.
    Rumus: Kontroling profit/bottom line = jumlah penjualan – jumlah biaya operasional
    Contoh: Jika jumlah penjualan restoran adalah Rp 80 juta, dan jumlah biaya operasional adalah Rp 30 juta, maka kontroling profit/bottom line adalah Rp 50 juta.
    Alasan: Kontroling profit/bottom line adalah salah satu indikator kesuksesan restoran. Dengan mengetahui KPI ini, pemilik atau manajer restoran dapat mengetahui apakah restoran mampu menciptakan nilai bagi pemegang saham dan memenuhi tujuan bisnisnya.

Penutup
Itulah 10 KPI area dalam operasional restoran yang wajib diketahui oleh pemilik atau manajer restoran. Dengan mengukur dan memantau KPI area tersebut secara rutin, restoran dapat meningkatkan kinerja bisnisnya di berbagai aspek, seperti penjualan, kepuasan pelanggan, kualitas produk, efisiensi proses, dll.
KPI area juga dapat membantu restoran untuk mengidentifikasi masalah atau peluang yang ada, serta mengambil tindakan perbaikan atau pengembangan yang sesuai. Dengan demikian, restoran dapat bersaing dan berkembang di industri yang sangat kompetitif dan menantang ini.
Semoga artikel ini bermanfaat bagi Anda yang ingin mengelola operasional restoran dengan baik dan efektif. Kami membuka layanan konsultasi mengenai bisnis, silakan konsultasikan kebutuhan bisnis Anda kepada kami dengan cara menghubungi kami langsung dinomor whatsapp 0812-5298-2900. Kami siap membantu Anda.